RI-Uni Eropa Resmi Luncurkan Perundingan CEPA

By Admin

nusakini.com-- Kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Uni Eropa terus mengalami kemajuan. Menteri Perdagangan RI Thomas Trikasih Lembong dan Komisioner Perdagangan Uni Eropa Cecilia Malmström sepakat untuk secara resmi meluncurkan perundingan IndonesiaEuropean Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).  Senin (18/7). 

Perundingan ini diyakini akan membawa dampak signifikan bagi Indonesia, antara lain dalam  mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja baru, alih teknologi, serta menciptakan kesempatan baru bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). 

“Peluncuran perundingan CEPA ini menunjukkan keseriusan kedua pihak untuk melanjutkan upaya  memperdalam dan memperluas hubungan strategis di bidang ekonomi dalam situasi perekonomian dunia yang tidak pasti saat ini. Perundingan IEU-CEPA diharapkan dapat selesai dalam kurun waktu dua tahun,” jelas Mendag Tom saat konferensi pers peluncuran IEU-CEPA di  Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, dengan didampingi Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Guerend. 

Peluncuran IEU-CEPA ini merupakan tindak lanjut dari disepakatinya scoping paper perundingan  CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa di sela-sela kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Brussel,  Belgia, pada 21 April 2016. Mendag Tom menjelaskan, peluncuran perundingan CEPA ini dilakukan tiga bulan setelah scoping paper disepakati karena Komisi Eropa perlu mendapatkan mandat  melakukan perundingan dari Dewan Uni Eropa berdasarkan scoping paper yang telah disepakati  pada April lalu. 

Data Badan Pusat Statistik merangkum total perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa pada 2015 mencapai USD  26,1 miliar. Indonesia mencatatkan total ekspor ke Uni Eropa sebesar  USD 14,8 miliar dan impor dari Uni Eropa sebesar USD 11,3 miliar. Sementara itu, total aliran  investasi (direct investment flows) Uni Eropa ke Indonesia dalam 10 tahun terakhir (2005-2015) mencapai USD 9,8 miliar yang terfokus di sektor-sektor konstruksi, transportasi, tanaman pangan, perkebunan, dan pertambangan. 

Tom menegaskan, sebagai blok ekonomi terbesar di dunia, Uni Eropa menawarkan kesempatan  berharga bagi Indonesia, baik untuk meningkatkan ekspor barang dan jasa maupun sebagai  sumber investasi asing langsung.

Mendag Tom juga menggarisbawahi bahwa perundingan CEPA ini  akan menempatkan Indonesia pada posisi lebih baik dalam mata rantai pasokan global karena perekonomian kedua pihak bersifat komplementer. “Kita berharap agar Uni Eropa dapat menjadikan Indonesia sebagai basis produksi regional untuk memasuki pasar di kawasan Asia 

Tenggara, Asia Timur, dan Asia Selatan yang terus bertumbuh secara dinamis,” pungkas Mendag  Tom. (p/ab)