JAKARTA -- Selandia Baru diterpa masalah pelik. Negara ini di ambang jurang resesi setelah ekonomi mereka bergerak di zona negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Merujuk data BPS Selandia Baru, Stats NZ yang diumumkan Kamis (21/30, ekonomi negara tersebut susut 0,1 persen pada kuartal IV 2023. 

• Halalbihalal Kementerian Keuangan, Berikut Pesan dan Harapan Menteri Keuangan
• Bertemu CEO MCC, Menkeu Bahas Sektor Transportasi Indonesia
• Apple Blokir Whatsapp dan Threads di China, Ada Apa?
• Viral di Media Sosial, Uang Rupiah Baru Pecahan 1.0, BI: Itu Hoaks
• Ini Batasan Kewenangan Debt Collector dalam Konteks Hukum

Penyusutan ekonomi itu merupakan lanjutan dari yang terjadi pada kuartal sebelumnya yang minus 0,3 persen. Penyusutan ekonomi ke zona negatif yang dialami Selandia Baru selama dua kuartal berturut-turut tersebut membuat mereka memenuhi kriteria negara yang masuk ke jurang resesi.

Stats NZ menyatakan penurunan kinerja ekonomi Selandia Baru belakangan ini sebagian disebabkan oleh anjloknya kinerja sektor pertanian penting di Selandia Baru.

"Perdagangan grosir juga menjadi pendorong penurunan terbesar. Penurunan disebabkan oleh anjloknya penjualan grosir bahan makanan dan minuman keras," kata juru bicara Stats NZ Ruvani Ratnayake, Kamis (21/3) dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari AFP.

Ratnayake menambahkan, hasil di tingkat industri beragam, karena delapan dari 16 industri meningkat, didorong oleh persewaan, perekrutan, dan jasa real estat. (*)