Tahukah Kau Rasanya
By Admin
Oleh: Swary Utami Dewi
Tahukah kau rasanya
Luka itu...
Luka yang menoreh
Luka yang sendu sembilu
Tahukah kau...
Jika kau tidak tahu,
maka duduklah dan dengarlah
Biar aku ceritakan tentang lukaku
Sekarang, dengar...
Luka itu adalah luka batin
Luka karena kehilangan kawan
Luka karena melepas teman
Luka karena pandemi
Ah, tak usah aku menoleh lama.
Ceritaku hanya pada tahun ini saja dulu
Tahun 2021
Tahun kedua pandemi berlangsung (1)
Aku ingat teman-teman aktivisku
Mereka yang berani berteriak kritis pada rezim
Mereka yang berani berteriak "lawan" terhadap yang zalim
Mereka yang tetap mengepal tinju perjuangan melawan yang lalim
Lalu.. Satu persatu mereka terpapar, terkapar, terkalahkan oleh corona...
Lalu aku tersadar dan gelisah
Nanar ingin berkisah
Ya ...
Cerita ini memang tentang mereka
Tentang mereka yang berpulang karena corona
Tentang mereka yang terpapar
Tentang mereka yang telah berjuang dan kemudian syahid karena corona
Obat... Mana obat ... (02)
Oksigen... Mana oksigen ... (03)
Ambulans ... Mana ambulans... (4)
IGD... Mana IGD...(5)
ICU ... Mana ICU... (6)
Tak mudah menembus itu..
Tak mudah mendapatkannya..
Tak mudah menerobosnya...
Aku tahu rasanya mencari ambulans buat kawan
Aku tahu susahnya mencari oksigen
Aku tahu beratnya perjuangan mengakses ruang rawat
Aku tahu... Tahu...
Namun, tahukah kau rasanya..
Melihat kawan-kawan berguguran
Kawan.. Ya kawan..
Kawan lama
Kawan ....
Kawan tertawa
Kawan berwacana
Kawan yang berbeda
Kawan yang tetap sama
Kawan.. Ya kawan..
Nasib mereka di masa pandemi ganas ini.. Serupa...
Terpapar
Berjuang
Berpulang
Sebentar...
Aku punya daftar beberapa nama teman aktivis
Yang kutahu bergelut lama di Prodem
Atau yang punya kaitan erat dengan Prodem
Mereka wafat saat pandemi gelombang kedua sedang melanda Indonesia (7)
Juli Nugroho (21 Juni 2021)
Wiwik Sriwiasih (25 Juni 2021)
Chairilsyah (5 Juli 2021)
Dedy Mawardi (7 Juli 2021)
Joko Restu (10 Juli 2021)
Munif Laredo (10 Juli 2021)
Fahmi Harahap (10 Juli 2021)
Himawan Sutanto (12 Juli 2021)
Srie Mulyasari (17 Juli 2021)
Jimmy D. Itje (23 Juli 2021)
Itu belum termasuk kawan di gerakan lingkungan dan sosial lainnya.
Juga kawan masa kecil..
Juga kawan di banyak tempat..
Aku memilih mencatat kawan-kawan yang wafat
Menuliskan beberapa memori tentang mereka
Sebagai cara untuk melepas mereka kembali ke Sang Pencipta.
Aku paham, mereka yang terkasih telah kembali ke Yang Maha Kasih
Setiap catatan tentang mereka penting bagiku
Tidak hanya untuk mengenang mereka secara personal
Tapi juga untuk mengingat daya juang mereka hingga akhir hayat
Serta lemahnya dinding-dinding kesehatan di rumah negara
Seandainya saja
Indonesia lebih siap (8)
Seandainya pengaturan dan kewaspadaan lebih kuat
Seandainya obat dan tabung oksigen selalu tersedia
Seandainya yang isoman lebih dilayani
Seandainya tenaga medis tidak banyak yang terpapar
Seandainya fasilitas darurat bisa cepat tersedia
Mungkin air mataku tak akan tumpah sebanyak ini
sedalam ini
seruah ini
Ah, seandainya saja…
Namun, yang kerap muncul sebagai respons adalah kebisingan dan bantahan tajam
Terdengar berdesing layaknya peluru
"Banyak yang sembuh
Ini lho datanya..."
Lalu gumamku:
Ya.. Aku tahu itu..
Tapi.. Hei.. Jangan pula kau lupa
Urusan kemanusiaan bukan angka semata
Urusan nyawa bukan data semata
Satu nyawa setara dengan satu dunia
Satu nyawa mengguncang seantero semesta
Mana tanggung jawabmu...
Itu yang kugugah
Ah.. Kawan
Saat aku berduka untuk kalian
Saat aku bertafakur untuk kalian
Masih ada yang meremehkan nilai nyawamu, Kawan
Dan tahukah kau
Semua itu membuka lukaku tetap menganga
Batinku masih terluka
Dan aku menatap ke depan
Lalu tinju terkepal mengangkasa
Dada bergelora membara
Ode...
Doa...
Gugah ...
Rasa...
Akan tetap kuingat kalian semua
Tetap kunyanyikan doa bergema
Sayup-sayup pekikan itu masih ada
Panjang umur perjuangan
Panjang umur...
----------------
Catatan Kaki
(1) Corona resmi masuk ke Indonesia tercatat awal Maret 2020, meski ada ahli yang berpendapat virus ini masuk sejak Januari 2020.
"Diumumkan Awal Maret Ahli Virus Corona Masuk Indonesia dari Januari", kompas.com, 11 Mei 2020
https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/11/130600623/diumumkan-awal-maret-ahli--virus-corona-masuk-indonesia-dari-januari
(2) dan (3)
Kelangkaan obat dan oksigen nyata terjadi dan dirasakan. Ini juga kualami saat membantu beberapa kawan mencari obat dan oksigen. Berita terkait juga telah banyak ditulis. Contohnya:
"Langka Obat dan Oksigen di Masa Corona", kompas.com, 10 Juli 2021
https://www.kompas.com/tren/read/2021/07/10/120846565/langka-obat-dan-oksigen-di-masa-corona?page=all
(4) Ambulans yang diperlukan untuk memindahkan pasien dari rumah ke rumah sakit susah diperoleh. Jikapun ada, seringkali harus dibayar cukup mahal oleh pasien. Ini kualami sendiri saat mencarikan ambulans untuk seorang kawan yang terpapar. Hal ini juga sudah banyak ditulis media. Salah satu media menulis ada seorang selebritis penyintas Covid-19 yang tergerak hatinya dengan menjadikan salah satu mobil kesayangannya untuk jadi ambulans darurat. Lihat beritanya di link berikut:
"Masyaallah Omesh Sulap Mobil Mercy Miliknya Jadi Ambulans Darurat", hot.detik.com, 6 Juli 2021
https://hot.detik.com/celeb/d-5632643/masyaallah-omesh-sulap-mobil-mercy-miliknya-jadi-ambulans-darurat
(5) Selain obat dan oksigen, IGD untuk pertolongan pertama juga susah diakses pasien karena lonjakan kasus. Aku mengetahui dari kisah beberapa kawan yang terpapar. Hal ini juga telah banyak ditulis media. Beberapa IGD sempat menutup layanan karena kelangkaan oksigen. Contohnya bisa dibaca di link berikut:
"Covid: Stok oksigen kritis, harga melambung, hingga IGD tutup, mengapa bisa terjadi dan perlukah menstok oksigen di rumah?", bbc.com, 7 Juli 2021
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-57717843
(6) Aku pribadi mengalami hal ini ketika membantu beberapa teman mencari ICU. Susahnya mencari ICU merenggut nyawa seorang kawan yang namanya juga tertera di atas. Kelangkaan ICU juga telah banyak diulas di media. Contohnya di link berikut:
"Covid di Indonesia: IGD dan ICU Sejumlah Rumah Sakit Penuh, Pasien Dirawat di Tenda - 'Kondisinya darurat mirip perang'", bbc.com, 5 Juli 2021
https://www.google.com/amp/s/www.bbc.com/indonesia/indonesia-57711018.amp
(7) Kepedihan hatiku karena wafatnya kawan-kawan yang terpapar Covid-19 banyak kuungkap di Face Book pribadiku: Swary Utami Dewi
(8) Banyak pihak menilai Indonesia tidak siap menghadapi pandemi. Contohnya bisa dibaca di link berikut:
"Banyak Nakes Mundur, Syarief Hasan: Ternyata Pemerintah Memang Tak Siap Tangani Pandemi", pikiran-rakyat.com, 17 Juli 2021
25 Juli 2021