Teliti Tambang Intan, Hasil Riset MAN IC Tanah Laut Terbit di Jurnal Internasional

By Abdi Satria


nusakini.com-Pelaihari -Tulisan dari hasil penelitian Nisrina Akmiyati dan Rizki Munawaroh Damoiko tentang pertambangan intan tradisional di Kelurahan Sungai Tiung Kecamatan Cempaka berhasil tembus di jurnal internasional ber-indeks Scopus.

Tulisan hasil penelitian dua siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia (IC) Tanah Laut itu terbit di IOP Conference Series: Earth and Enviromental Science, vol 572, 2020, dengan judul “Socio-Economic Analysis of Traditional Diamond Mining Community in Banjarbaru City, South Kalimantan”. 

Jurnal internasional yang berkantor pusat di Bristol, Inggris dan Philadelphia, Amerika serta beberapa perwakilan kantor di Tokyo, Moskow, Beijing, St Petersburg, dan Washington DC ini concern untuk menerbitkan jurnal-jurnal ilmiah bertaraf internasional. Tulisan Nisrina dan Damoiko dapat diakses melalui tautan: https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/572/1/012046. 

Nisrina Akmiyati dan Rizki Munawaroh Damoiko adalah generasi kedua siswa MAN IC Tanah Laut Kalimantan Selatan. Kepada Humas, Senin (12/10), keduanya bercerita tentang awal mula melakukan penelitian. Menurutnya, riset mereka diawali dari rasa ingin tahu tentang pengelolaan tambang tradisional di daerahnya yang melegenda. “Walau masyarakat di sana banyak yang menjadi penambang, tetapi kesejahteraan mereka masih jauh dari kata cukup,” terangnya. 

Menurut Nisrina, penelitian mereka kemudian diajukan dalam ajang Madrasah Young Research SuperCamp (MYRES) 2018 yang digelar oleh Kementerian Agama. Kompetisi riset ini diikuti para siswa madrasah dari berbagai daerah di Indonesia. “Saat itu, riset kami masuk 15 besar terbaik bidang Sosial Humaniora (Soshum) se-Indonesia dan berhak mengikuti pembimbingan lebih intensif di Serpong, Tangerang oleh para mentor dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),” ujarnya. 

Dari 15 proposal terpilih bidang Soshum tersebut, lanjut Damoiko, dilakukan seleksi lagi untuk mendapatkan enam proposal terbaik. Riset terpilih harus mempresentasikan hasil penelitian mereka dalam ajang puncak finalis MYRES yang berbarengan dengan pelaksanaan KSM tingkat Nasional di Bengkulu, tahun 2018. “Pada ajang tersebut, kami hanya mampu meraih predikat Harapan 1, tetapi penelitian kami memikat hati para peneliti LIPI,” ujarnya. 

Pada simposium internasional (HSS) tahunan di Bogor tahun 2019 yang dihadiri para pakar, peneliti luar dan dalam negeri, Nisrina dan Damoiko diundang untuk mempresentasikan risetnya. Saat itu, keduanya dimentori tiga peneliti LIPI: Aliyansah Abdurrahim, MDH Rahiem, dan Munash Ramli. Nisrina dan Damoiko sukses mempresentasikan hasil penelitian mereka. 

Penelitian tersebut lalu diajukan untuk masuk dalam jurnal internasional ter-indeks Scopus. Bulan Oktober 2020, Nisrina dan Daoiko mendapat pemberitahuan bahwa karya mereka berdua dinilai layak dan telah terbit di jurnal internasional. Ini yang merupakan capaian yang tidak mudah dilewati bagi para peneliti muda. 

“Kami sangat bersyukur atas sebuah pencapaian baru yang tidak pernah kami kira akan kami dapatkan sebelum memulai penelitian. Kami menyampaikan rasa syukur dan bahagia. Selain berkat kerja keras, capaian ini tidak terlepas dari dukungan orang tua, pembimbing, seluruh warga madrasah, mentor dan juri MYRES 2020,” ucap Nisrina. 

Nisrina lalu berbagi pengalamannya memulai penelitian. Pada awalnya, ia merasa penelitian terlihat sebagai sesuatu yang sulit karena dalam bayangannya, hanya para ahli hebatlah yang dapat melakukan penelitian. “Saya pun pada awalnya berpikir demikian. Namun, setelah jatuh dalam prosesnya, ternyata meneliti jauh lebih menyenangkan dari apa yang telah saya bayangkan,” kenangnya. 

Nisrina juga memberikan pesan kepada seluruh Siswa Indonesia khususnya untuk siswa MAN ICT untuk tidak pernah takut untuk mencoba hal baru karena segala sesuatu bermula dari titik nol. “Jangan takut untuk mencoba memulai penelitian karena merasa tidak jago. Sesungguhnya, ketakutan terbesar berasal dari pikiran kita sendiri,” terangnya. 

Di lain kesempatan, Kepala Madrasah, Hilal Najmi mengungkapkan rasa bangganya, “Siswa madrasah tidak selalu identik dengan hal yang sifatnya agama, mereka juga mampu bersaing dan membuktikan karya mereka didunia internasional. Bermanfaat bagi bangsa, harapan masa depan generasi emas Indonesia” pungkasnya.(p/ab)