Terhindar dari Bea Masuk Safeguard 23%, Ekspor Baja ke Vietnam Terbuka Lebar

By Admin

nusakini.com-- Kabar baik bagi eksportir baja Indonesia ke Vietnam. Melalui  perwakilannya di World Trade Organization (WTO), Pemerintah Vietnam mengumumkan keputusan akhir penyelidikan safeguard atas produk impor certain semi-finished and finished products of alloy and non-alloy steel ke Vietnam. 

Keputusan ini ditetapkan 28 Juli 2016 lalu. Pemerintah Viet Nam telah mengecualikan  Indonesia dari pengenaan bea masuk safeguard sebesar 23,3%. Beleid ini diberlakukan secara bertahap selama 4 tahun, terhitung sejak 22 Maret 2016 hingga 22 Maret 2020. 

"Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan bekerja keras  melakukan sanggahan selama penyelidikan safeguard," tegas Dirjen Perdagangan Luar Negeri  Dody Edward di Jakarta, Senin (22/8). 

Berdasarkan volume impor, produk certain semi-finished and finished products of alloy and  non-alloy steel ke Viet Nam dari Indonesia tergolong dapat diabaikan, atau nilainya di bawah  3% dari total volume impor Vietnam. Atas dasar tersebut, ekspor baja jenis tersebut dari  Indonesia harus dikecualikan, sebagaimana ditentukan oleh pasal 9.1 Agreement on Safeguard. 

Seperti diketahui, penyelidikan safeguard terhadap produk impor certain semi-finished and  finished products of alloy and non-alloy steel ke Vietnam ini dimulai pada 25 Desember 2015  atas permohonan industri domestik baja Viet Nam. Pemerintah Vietnam menyatakan tindakan safeguard dilakukan karena meningkatnya impor produk certain semi-finished and finished products of alloy and non-alloy steel ke Viet Nam.

Hal itu disebabkan oleh krisis  ekonomi dan overcapacity di RRT serta menyebabkan kerugian serius bagi industri baja  domestik Vietnam. Kerugian tersebut tercermin dari turunnya pangsa pasar produk domestik, penurunan produktivitas, penurunan turnover, penurunan jumlah tenaga kerja, serta  peningkatan cadangan industri domestik. 

Berdasarkan data BPS yang diolah oleh Kemendag, nilai ekspor produk certain semi-finished  and finished products of alloy and non-alloy steel Indonesia ke Viet Nam pada 2015 mencapai  nilai USD 216 ribu atau volume sebesar 133 ton. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai nilai USD 42 ribu atau sebesar 16 ton.(p/ab)