Dirjen PEN Optimis Diversifikasi Produk Tingkatkan Ekspor Nonmigas

By Admin

nusakini.com--Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian  Perdagangan Arlinda menegaskan pemerintah akan terus berupaya meningkatkan ekspor nonmigas, salah satunya melalui diversifikasi produk ekspor.

Arlinda optimistis upaya diversifikasi  produk dengan melakukan fasilitasi pendampingan desainer (designer dispatch service/DDS) dan adaptasi produk dapat meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar ekspor. 

Hal itu diungkapkan Arlinda saat meninjau pelaku usaha di Provinsi Jambi yang telah memperoleh  fasilitasi DDS 2016, kemarin. “Diversifikasi produk melalui peningkatan kualitas dan  nilai tambah mutlak dibutuhkan agar produk Indonesia dapat terus bersaing dan diterima pasar ekspor,” tegas Dirjen PEN Arlinda. 

Kegiatan itu sekaligus menjadi rangkaian kunjungan kerja Dirjen PEN ke Provinsi Jambi. Bersama  Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi, Arlinda melakukan pertemuan dengan pelaku usaha batik, di antaranya bertemu pengusaha Batik Dua Putri (produk bantal kursi dengan motif batik Jambi Rumah Batik) dan Tenun Vinto (produk keranjang bambu). 

Kedua pelaku usaha tersebut sebelumnya telah menerima pendampingan desainer khusus produk  home decor pada 29 Mei-1 Juni 2016 silam. Kegiatan itu digelar sejalan dengan dilaksanakannya  adaptasi produk unggulan Jambi berupa specialty coffee. Dalam perhelatan itu, pelaku usaha bersama dengan desainer berkolaborasi untuk menciptakan produk berbasis desain guna meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk. 

“Untuk dapat memasuki pasar global, desain produk menjadi salah satu kunci penting dalam  membangun daya saing produk ekspor Indonesia," tutur Arlinda. 

Desainer, kata Arlinda, diimbau bersama-sama dengan pelaku usaha menciptakan desain-desain  produk baru yang diharapkan dapat memenuhi tren dan selera pasar internasional. 

Arlinda juga mengungkapkan bahwa produk hasil program DDS akan ditampilkan pada Trade Expo  Indonesia 2016 yang akan diselenggarakan pada 12-16 Oktober 2016 di JIExpo Jakarta. “Ini akan menjadi sarana tes pasar sekaligus promosi dengan memanfaatkan kehadiran para buyers mancanegara,” lanjutnya. 

Sementara itu, kegiatan adaptasi produk specialty coffee yang telah dilangsungkan di Kabupaten  Tanjung Jabung Barat, Jambi, bertujuan menginformasikan kepada pelaku usaha dan petani kopi mengenai klasifikasi dan standar specialty coffee berdasarkan standar Specialty Coffee Association of America (SCAA). 

Dirjen PEN Arlinda meminta pemerintah daerah dan pengusaha daerah agar juga melakukan  inovasi. "Melihat keberhasilan Indonesia sebagai Portrait Country pada pameran SCAA 2016 di  Atlanta, pemerintah perlu mendorong pelaku usaha agar terus menciptakan inovasi dan  kreativitas dalam memanfaatkan peluang pasar internasional, sekaligus mengangkat citra Indonesia sebagai negara penghasil kopi yang berdaya saing dan bernilai tambah,” papar Arlinda. 

Selain standar kopi SCAA, kepada para petani dan pelaku usaha juga diterangkan tentang cara  meningkatkan kualitas biji kopi, pentingnya aktivitas green grading dalam dunia perkopian, serta hal-hal yang perlu dilakukan untuk memasuki pasar kopi di luar negeri, misalnya standardisasi produk. 

Saat ini permintaan dunia untuk produk kopi mulai mengutamakan kualitas, yakni melalui  specialty coffee. Specialty coffee yaitu sebutan umum untuk kopi ‘gourmet’ atau ‘premium’ yang memiliki grade nilai 80 atau lebih dengan biji kopi terbaik dalam rasa maupun bentuk.

Specialty coffee yang semakin lekat dengan gaya hidup, menjadikan alasan semakin menjamurnya kafe dan coffee shop yang menyajikan kopi dengan cita rasa unik. 

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai jenis specialty coffee terbanyak di dunia,  sebut saja Kopi Arabika Gayo, Kopi Mandailing, Kopi Kintamani Bali, Kopi Malabar Honey, Kopi Java Cibeber, Kopi Flores Ende, Kopi Arabika Toraja, Kopi Bajawa Flores, Kopi Wamena Papua, dan masih banyak lainnya. Selain itu, yang tak kalah terkenal adalah specialty coffee Kopi Liberika Tungkal yang berasal dari daerah Jambi yang juga telah terdaftar sebagai produk Indikasi.