Menangkan Persaingan MEA, Industri Didorong Terapkan Riset dan Inovasi
By Admin
Foto: LIPI
nusakini.com - Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang telah bergulir saat ini tentu menimbulkan persaingan industri yang semakin ketat antar negara-negara Asia Tenggara. Peran riset dan inovasi dalam industri menjadi bagian penting untuk memenangkan persaingan tersebut. Sayangnya, hal itu belum sepenuhnya disadari oleh kalangan industri yang ada di Indonesia karena sebagian besar belum menempatkannya sebagai bagian penting.
Inilah yang disoroti oleh Plt. Wakil Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bambang Subiyanto saat berbicara kepada media dalam jumpa pers kegiatan Forum Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi (Iptekin) VII 2016 di LIPI Pusat Jakarta, Selasa (8/11/2016). Forum Iptekin ini diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Pappiptek) LIPI.
Bambang katakan, adanya MEA perlu dicermati secara serius oleh Indonesia. “MEA mempermudah perdagangan barang dan jasa antar negara. Bila industri di Indonesia ingin memenangkan persaingan, maka sentuhan iptek dan inovasi menjadi penting untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produknya,” jelasnya.
Apalagi Bambang melihat, Indonesia adalah pasar yang besar dengan bonus demografi dan sumber daya alam yang kaya. Hal tersebut menjadikan negara ini magnet bagi berbagai pelaku industri, baik dari dalam dan luar negeri.
Oleh karena itu, Bambang tegaskan bahwa iptek dan inovasi merupakan hal penting dan mendasar bagi perkembangan industri di era kompetisi. “MEA tentu tidak bisa dihindari, namun harus menjadi momentum untuk menciptakan inovasi bagi keberlanjutan industri,” sambungnya.
Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI, Jumain Appe mengemukakan hal serupa. Dia mengatakan, penerapan inovasi dalam industri bisa berjalan baik jika terjadi sinergi antara akademisi/peneliti dengan pemerintah dan pelaku industri itu sendiri.
“Namun begitu, industri yang sudah melakukan transfer teknologi masih terbatas dan jarang pula yang memanfaatkan riset untuk meningkatkan daya saing,” tuturnya. Untuk menggairah minat industri, pihak Kemenristekdikti sendiri telah berupaya membuat regulasi yang memberi kemudahan dan insentif untuk mendorong inovasi yang dapat dimanfaatkan industri nasional di masa depan.
Sedangkan Trina Fizzanty, Kepala Pappiptek LIPI menambahkan, kontribusi LIPI dalam menghadapi MEA dan mendorong industri menerapkan iptek dan inovasi, salah satunya dengan penyelenggaraan Forum Iptekin kali ini. Forum tersebut diharapkan menjadi sarana bagi para stakeholders, akademisi, komunitas, serta pemerhati iptek lainnya untuk menjawab tantangan MEA dengan fokus pada optimalisasi hasil-hasil inovasi karya anak bangsa.
Forum Iptekin menghadirkan sejumlah pembicara utama, antara lain Jusman Syafii Djamal (Komisaris PT Garuda Indonesia dan Mantan Menteri Perhubungan RI Periode 2007-2009) dan Dietmar Lampert (Peneliti dari Zentrum für Soziale Innovation, Austria). Forum itu diselenggarakan selama dua hari pada 8 hingga 9 November 2016. (p/mk)