Porprov Sulsel Jadi, Dilaksanakan September 2022

By Abdi Satria


nusakini..com-Makassar-Teka-teki pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) ke XVII dilaksanakan atau tidak, akhirnya terjawab. Pesta olahraga multi event empat tahunan tingkat Sulsel itu jadi dilaksanakan. Direncanakan berlangsung pada September 2022 di dua kabupaten, Sinjai dan Bulukumba.

Hal tersebut terungkap pada rapat pengurus KONI Sulsel bersama pengurus cabang olahraga di ruang rapat kantor KONI Sulsel, Kamis (25/11/2021) sore. 

"Insya Allah Porprov Sulsel jadi dilaksanakan September 2022 di Sinjai dan Bulukumba," kata Wakil Ketua KONi Sulsel Prof Muzakkir yang memimpin rapat. 

Hadir mendampingi sejumlah pengurus KONI Sulsel. Di antranya Wakil Ketua Ambas Syam Plt Sekretaris Umum Dahlan Abunakar dan Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi, Prof Ichsan.

Menurut Prof Muzakkir, pengurus KONI telah melakukan peninjauan venue pertandingan di Kabupaten Sinjai dan Bulukumba pada 18 November lalu. 

"Pada dasarnya Sinjai dan Bulukumba siap menjadi tuan rumah yang baik. Sekarang tinggal menunggu waktu saja," katanya.

Sementara itu Plt Sekum KONI Sulsel, Dahlan Abubakar,  menjelaskan pada Porprov 2022 nanti ada 37 cabang olahaga yang dipertandingkan. Sementara untuk cabor yang masuk dalam pertandingan eksebisi jumlahnyai belum ditentukan.

"Belum kita tahu berapa cabor yang akan masul daftar eksebisI. Silahkan teman-teman pengurus mendaftarkan cabornya untuk dipertandingkan di Porprov 2022 nanti. Asal jangan memberatkan tuan rumah," katanya.

Sampai akhir November 2021 masih ada sejumlah cabor yang belum melakukan Pra Porprov. Di antaranya Dayung, Karate dan beberapa cabor lainnya. Faktor tidak adanya dana di KONI Sulsel menjadi penyebab.

Meski tak ada bantuan dana, bagi sejumlah pengurus cabor bukan alasan untuk tidak melaksanakan kualifikasi Porprov. Di antaranya cabor tinju dan futsal. 

"Kalau dana KONI Sulsel mau ditunggu akan terhambat semua program. Tentu akan berdampak pula pada pembinaan. Semua tergantung kreatifitas pengurus cabor. Bagaimana mereka mengupayakan anggaran dengan menggandeng pihak-pihak lain yang sifatnya halal dan tidak mengikat," tegas tegas Bendahara Pengprov Pertina Sulsel, MTawing.

'Tujuan kami mengurus cabor bagaimana melahirkan atlet berprestasi. Kalau perlu pakai dana pribadi. Karena kalau berharap dana hibah di KONI, kan terbatas. Sementara banyak cabor yang harus dibiayai. Makanya jangan jadi pengurus kalau tidak siap berkorban," timpal Ahmad Sutanto, Ketua Provinsi Asosiasi Futsal Sulsel.

Terkait dana penyelenggaraan Pra Porprov, jika mengacu pada penyelenggaraan Pra Porda 2017, KONI Sulsel menganggarkan Rp 35 juta percabor. Kali ini pengurus cabor berharap ada peningkatan. Minimal Rp 50 juta percabor.(rls)