Sekitar 400 Juta Serangan Siber Berusaha Dilakukan saat Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020
By Nad
nusakini.com - Internasional - Ajang olahraga dunia, Olimpiade dan Paralimpiade, melihat sekitar 450 juta serang siber saat keduanya diadakan pada musim panas ini. Namun gangguan-gangguan ini berhasil dihindari karena percobaannya selalu diblokir, menurut panitia penyelenggara pada hari Selasa (5/10).
Walaupun banyak kekhawatiran mengenai ajang olahraga ini akan menjadi target oleh para hacker, skala penyerangan siber saat Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo ini jauh lebih sedikit dibandingkan Olimpiade London 2012 dan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018.
Trend Micro Inc., sebuah perusahaan internet besar, mengatakan angka penyerangan siber yang rendah ini kemungkinan besar karena Olimpiade Tokyo diselenggarakan tanpa penonton karena pandemi COVID-19, yang berarti tiket dan informasi lain untuk pengunjung tidak bisa digunakan dengan jahat.
"Kami mampu mencegah serangan siber tanpa mengakibatkan kerugian. Ini adalah hasil dari berbagi informasi dan penanggulangan yang diambil oleh semua pihak yang terlibat," jelas panitia penyelenggara.
Walaupun detail dari serangan siber tidak diberitahu, kemungkinan besar bentuknya adalah distributed denial-of-service, atau serangan DDoS, yaitu dimana hacker membanjiri jaringan dengan cara mengirim data dari berbagai sumber dalam waktu yang singkat.
Olimpiade London mengalami jumlah serangan siber terbanyak. Situs resminya sendiri mengalami sekitar 200 juta kali serangan siber, dan serangan terhadap semua organisasi terkait berjumlah 2,3 miliar.
Saat Olimpiade Pyeongchang, sekitar 600 juta serangan siber berusaha dilakukan.