Unggul Jumlah Saja Tidak Cukup, Umat juga Harus Cerdas

By Abdi Satria


nusakini.com-Yogyakarta- Berada di suatu negara yang menganut sistem demokrasi yang cenderung liberal, seperti di Indonesia, maka yang dibutuhkan bukan hanya jumlah masa saja tapi juga kecerdasan umat untuk bisa mempengaruhi kebijakan yang berpihak kepada rakyat.

Oleh karena itu, penting bagi Muhammadiyah untuk membangun anggota yang cerdas sekaligus juga memperbanyak jumlah anggota. Melihat realitas tersebut, Sukriyanto AR, Ketua Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) PP Muhammadiyah, menuturkan bahwa dakwah harus dilakukan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas suatu komunitas.

Hal itu ia sampaikan di hadapan Pimpinan dan Anggota Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sukolilo, Surabaya yang berkunjung ke Kantor PP Gedoeng Moehammadijah, JL. KH. Ahmad Dahlan No. 103 Notoprajan, Ngampilan, Kota Yogyakarta Sabtu, (11/12) dalam rangka rihlah persyarikatan.

Dalam membangun komunitas tersebut, menurutnya salah satu metode dakwah yang dinilai akan efektif digunakan adalah melalui seni dan budaya. Sebab, dua entitas tersebut memiliki kedekatan dengan kehidupan sehari-hari yang dijalankan masyarakat. Sebab, salah satu kunci membangun kedekatan dengan masyarakat bisa melalui kebiasaan mereka.

“Dakwah harus sampai pada komunitas atau masyarakat bawah, termasuk yang kecil dan jauh sekalipun,” imbuhnya.

Terlebih dalam konteks Indonesia, Sukri mengingatkan supaya tidak melupakan model dakwah yang dilakukan oleh para wali terdahulu. Mereka berhasil melakukan dakwah secara atraktif, sehingga mampu menarik perhatian bangsa Indonesia pada waktu itu kepada Agama Islam. Pendekatan dakwah tanpa melalui kekerasan ini efektif digunakan di Indonesia.

“Merubah masyarakat secara mendasar, maka dibutuhkan model dakwah kultural. Ingat dakwah yang dilakukan oleh para wali, mereka berhasil mengenalkan Islam dan diterima secara luas di Indonesia. Cerita sukses dakwah di masyarakat ini perlu kita ulangi melalui pendekatan budaya, oleh karena itu penting untuk menguatkan lembaga budaya,” tuturnya.

Penggunaan media-media dakwah yang dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat diharapkan supaya dakwah Islam lebih mudah diterima, dan menjangkau masyarakat pada level yang paling bawah sekalipun. Maka juru dakwah Muhammadiyah diharapkan tidak berjarak atau bahkan anti dengan budaya. (rls)