Wamenkeu: Partisipasi Sektor Swasta Berperan Penting dalam Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan bahwa kesenjangan pembiayaan infrastruktur terus menerus terjadi di seluruh dunia. Salah satu penyebabnya karena APBN yang dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhan pembangunan infrastruktur. Maka dari itu, kesenjangan tersebut harus dipenuhi dengan mengundang sektor swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur di seluruh dunia, termasuk di antaranya infrastruktur yang terkait dengan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Deveopment Goals (SDGs).

“Investasi di bidang infrastruktur dapat meningkatkan produktivitas, meningkatkan resiliensi, dan memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif. Kita harus memastikan bahwa diskusi tentang bagaimana sektor swasta dapat masuk ke dalam pembiayaan infrastruktur menjadi signifikan di tahun-tahun mendatang,” ungkap Wamenkeu saat menyampaikan sambutan pembukaan secara daring dalam acara G20 Infrastructure Investors Dialogue "Leveraging Private Sector Participation in Sustainable Infrastructure Investment", Jumat (15/07).

Wamenkeu menegaskan peran sektor swasta dalam pembangunan infrastruktur menjadi sangat penting. Tidak hanya terbatas dalam infrastruktur fisik pendukung perekonomian, tetapi juga infrastruktur terkait kesehatan.

“Kami sekarang terlibat dengan pemulihan dari pandemi Covid. Kami memahami bahwa dalam beberapa tahun ke depan, kita akan menghadapi hubungan yang sangat kuat antara ekonomi dan kesehatan. Sangat penting bahwa infrastruktur kesehatan yang akan menentukan kesiapan sektor kesehatan di seluruh dunia,” ujar Wamenkeu.

Pada tahun 2018, kata Wamenkeu, G20 telah membuat peta jalan dengan memberlakukan infrastruktur sebagai asset class. Pendekatan kolaboratif tersebut bertujuan untuk meraih pendanaan dari sektor swasta dengan lebih efektif dalam jangka panjang.

“Ini menetapkan tiga tema menyeluruh yakni meningkatkan pengembangan proyek, meningkatkan lingkungan investasi untuk infrastruktur, dan mempromosikan standarisasi yang lebih besar,” ungkap Wamenkeu.

Di sisi lain, salah satu isu terpenting dari pembangunan infrastruktur secara berkelanjutan saat ini adalah pembangunan infrastruktur yang berkaitan dengan transisi energi sebagai upaya mengurangi gas rumah kaca dan menuju ekonomi hijau.

“Kami memikirkan transisi menuju ekonomi hijau. Indonesia telah memikirkan hal ini dan kami mendirikan sejumlah platform yang ingin kami gunakan sebagai mekanisme transisi energi menuju ekonomi hijau,” ujar Wamenkeu.

Dalam Presidensi G20 tahun ini, Wamenkeu menekankan bahwa Indonesia menempatkan fokus besar pada investasi infrastruktur berkelanjutan sebagai bagian dari upaya G20 untuk memajukan Aksi Peta Jalan Keuangan Berkelanjutan 2021. Hal tersebut sejalan dengan upaya untuk lebih mengembangkan infrastruktur sebagai asset class.

“Pada tahun 2022, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 telah sepakat untuk mengembangkan kerangka kerja untuk meningkatkan partisipasi sektor swasta dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan investasi berkelanjutan di masa depan,” kata Wamenkeu.(rls)