Ajip Rosidi (baca: Ayip Rosidi) adalah sastrawan Indonesia, penulis, budayawan, dosen, pendiri, dan redaktur beberapa penerbit, pendiri serta ketua Yayasan Kebudayaan Rancage. Ajip merupakan salah satu pengarang sajak dan cerita pendek yang paling produktif (326 judul karya dimuat dalam 22 majalah). Ajip juga aktif menulis drama, cerita rakyat, cerita wayang, bacaan anak-anak, lelucon, dan memoar serta menjadi editor beberapa bunga rampai.
Ajip menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat Jatiwangi (1950), lalu melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri VIII Jakarta (1953) dan terakhir, Taman Madya, Taman Siswa Jakarta (1956). Ajip memang tak tamat SMA, tapi berkat hasil bacaan yang sangat luas dan karya-karyanya yang berlimpah, pada tahun 1967-1970, ia dipandang pantas untuk menjadi dosen luar biasa di Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran, Bandung. Kemudian pada 1981, berkat peranannya dalam bidang kesusastraan dan kebudayaan, Ajip diangkat sebagai guru besar tamu di Osaka Gaikokugo Daigaku (Universitas Bahasa Asing Osaka). Sejak itu, ia juga ditugasi mengajar di Tenri Daigaku (1982-1994) dan Kyoto Sangyo Daigaku (1982-1996).
Pada usia 12 tahun, saat masih duduk di bangku kelas VI Sekolah Rakyat, tulisan Ajip telah dimuat dalam ruang anak-anak di harian Indonesia Raya. Ketika SMP, Ajip bahkan sudah menekuni dunia penulisan dan penerbitan. Tulisan-tulisannya berbahasa Indonesia, Sunda, dan Jawa, bahkan beberapa karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa asing, dimuat dalam bunga rampai atau terbit sebagai buku, seperti dalam bahasa Belanda, Cina, Inggris, Jepang, Perancis, Kroasia, Rusia, dll. Ajip dikenal sebagai sosok yang mengharumkan budaya Sunda di kancah internasional. Kini Ajip aktif mengelola beberapa lembaga nonprofit, seperti Yayasan Kebudayaan Rancag dan Pusat Studi Sunda.