Dari seluruh anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri), boleh jadi nama Boy Rafli Ahmad-lah yang paling banyak didengar dan dibaca publik di berbagai media elektronik maupun cetak. Apalagi jabatannya sebagai Kepala Bagian Penerangan Umum Polri mengharuskannya menjadi juru bicara kepada publik untuk berbagai kasus yang ditangani pihak berwajib, khususnya Mabes Polri.
Dia mengawali karirnya sebagai polisi di Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1988 sebagai Inspektur Dua (Ipda). Sejak tahun 1991, pangkatnya naik setingkat menjadi Inspektur Satu (Iptu).
Dan sejak saat itu, karir Boy terus menanjak. Hingga di tahun 1999, dengan pangkat melati satu di pundaknya atau Komisaris. Di tahun itu pula, pria penggemar gado-gado ini berangkat ke Bosnia sebagai Wakil Komandan Kontingen Garuda XIV.
Boy sempat muncul di berbagai media, memberikan komentar atas berbagai kasus, termasuk kasus Negara Islam Indonesia (NII), perseteruan Kostrad dan Brimob, Geng Motor, video porno mirip anggota DPR, kartu Inafis, dan TKI korban penembakan polisi Malaysia.