Dadang Hawari adalah salah satu psikiater terkenal di Indonesia. Dia kerap menjadi narasumber berbagai media nasional untuk berbagai kasus dari sisi psikologi. Dia adalah sosok yang tidak asing lagi di kalangan pemerintahan, ilmuwan, agamawan, dan juga masyarakat awam. Aktivitasnya beragam, mulai psikiater, mengisi ceramah masalah kesehatan, hingga meniti karir akademisnya menjadi Guru Besar Tetap di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Dia lahir di Pekalongan pada tanggal 16 Juni 1940 dari keluarga menengah, sebagai anak ke-3 dari 9 bersaudara. Rasa ingin tahunya yang besar, membuat dia memutuskan meneruskan pendidikannya di bidang kedokteran, spesialisasi kejiwaan (psikiatri). Mengambil gelar master di fakultas yang sama, Dadang lulus empat tahun setelahnya, 1969. Ketika menjadi staf pengajar departemen psikiatri FKUI, dia menjalankan tugas-tugasnya yang meliputi bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat (Tridharma Perguruan Tinggi).
Karirnya menanjak, Dadang kemudian ditunjuk menjadi Pembantu Dekan III dan Pembantu Rektor III. Di awal 1970, dia mendapat kesempatan pergi ke Inggris melalui program Rencana Colombo. Di sana dia mempelajari Psikiatri Sosial atau Kemasyarakatan selama setahun. Disertasinya yang berjudul Pendekatan Psikiatri Klinis Pada Penyalahgunaan Zat (Narkoba/NAZA) membuatnya meraih gelar Doktor dengan predikat Cum Laude tahun 1990. Atas perannya di masyarakat dan buku-buku karangannya, tahun 1993 UI mengangkatnya sebagai Guru Besar Tetap FKUI.
Dadang juga pernah menjadi staf ahli BNN (Badan Narkotika Nasional). Kini dia disibukkan dengan membuka praktek di rumahnya, menulis buku, menghadiri seminar-seminar tentang narkoba, AIDS, dan kesehatan jiwa, baik di dalam maupun di luar negeri.
Salah satu psikologi paling senior di Indonesia ini memiliki ketertarikan khusus terhadap dua hal: pertama, kondisi kejiwaan generasi muda, khususnya terkait kasus kenakalan remaja, dan religi sebagai salah satu pilar penguat mentalitas generasi muda (atau masyarakat secara umum). Berbagai buku telah dilahirkan dari hasil perasan pemikiran Hawari, utamanya yang menghubungkan konsep religi (khususnya Islam), penyalahgunaan narkotika dan atau bentuk penyimpangan lain seperti budaya seks bebas dalam masyarakat serta ilmu jiwa modern.