Nama Dr. Deding Ishak Ibnu Sudja mungkin sudah tidak asing lagi di kalangan para politikus. Perawakan yang tinggi besar dengan kumis tebal menghiasi bibir sudah lama menjadi ciri khas sosok Deding. Walaupun memiliki perawakan yang garang, gaya bicara Deding justru lemah lembut ditambah pribadi yang sangat ramah mengikis habis kesan angker dari penampilan fisiknya tersebut. Deding Ishak lahir di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 4 Juni 1962. Dia merupakan putra ulama kondang Jawa Barat, KH R Totoh Abdul Fatah dengan istrinya Hj. Siti Mariyam.
Deding menyelesaikan sekolah dasar hingga menengahnya di Bandung. Dia kemudian masuk ke IAIN Sunan Gunung Djati, Bandung. Lulus dari sana tahun 1985, Deding lantas meneruskan studinya ke Sekolah Tinggi Hukum Garut. Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian studinya, Deding diterima bekerja sebagai pegawai negeri dan ditugaskan untuk bekerja sebagai staf di kantor wilayah Depatemen Agama Jawa Barat. Pada tahun 1996, Deding menerima tawaran untuk menjadi dosen di IAIN Sunan Gunung Djati, Bandung. Ketika menjadi dosen inilah, dia mencoba untuk melangkahkan kakinya di dunia politik.
Deding mengawali karirnya di dunia politik dengan menjadi anggota partai Golongan Karya. Agar bisa lebih fokus pada pekerjaan barunya di dunia politik, Deding mengundurkan diri sebagai dosen di IAIN Sunan Gunung Djati. Bersama partai Golkar, suami Hj. Rachmayani ini telah menjadi anggota DPRD selama tiga kali periode jabatan sejak tahun 2000 hingga tahun 2012. Di partainya sendiri, sosok Deding dikenal sebagai sosok cerdas yang religius. Sewaktu pemilihan umum presiden, Deding yang merupakan salah satu anggota juru kampanye mencoba menggalang dukungan di kalangan pesantren, majelis taklim, guru agama, maupun mahasiswa Islam untuk kemenangan pasangan capres-cawapres HM Jusuf Kalla dan Wiranto (JK-Wiranto).