Denada Elizabeth Anggia Ayu Tambunan, atau akrab di masyarakat dengan nama Denada, bisa dibilang merupakan penyanyi multi talenta. Memilih jalur musik rap untuk mengawali karir menyanyinya, Denada memenangkan kontes Asia Bagus dan digaung-gaungkan sebagai rapper wanita pertama dari Asia. Asia Bagus adalah program pencarian bakat menyanyi yang digawangi oleh Fuji Television di tahun 1992 dan diikuti oleh kontestan dari berbagai penjuru Asia.
Selepas dari Asia Bagus, Denada menelurkan albumnya yang pertama, Kujelang Hari (Sambutlah), di tahun 1994. Single pertama dari album tersebut, Sambutlah, memenangkan penghargaan MTV Asia Viewers’ Choice Award dan membuatnya sebagai artis Indonesia pertama yang berhasil memenangkan penghargaan dari MTV.
Wanita kelahiran Jakarta, 19 Desember 1978 ini kemudian memilih untuk melepas karir bermusiknya agar dapat fokus pada pendidikan ketika ia memutuskan untuk melanjutkan kuliah di bidang Business ke Perth, Australia.
Sekembalinya dari Australia di tahun 2003, Denada memutuskan untuk kembali mencoba peruntungannya dalam dunia musik. Namun kali ini melalui jalur musik yang sangat jauh berbeda dari sebelumnya yaitu dangdut.
Keputusannya yang kontroversial, karena memilih untuk mengambil jalur musik yang lebih sering dipandang sebelah mata di blantika musik tanah air, dijawab Denada dengan menelurkan lagu-lagu dangdut yang sukses diterima di masyarakat. Hal ini terlihat tidak hanya dari animo masyarakat saja namun juga dibuktikan ketika namanya masuk sebagai unggulan pada pelbagai penghargaan musik bergengsi di tanah air.
Di dunia tarik suara, wanita yang pernah menolak pinangan partai politik untuk maju dalam pemilihan kepala daerah ini telah menelurkan 10 album musik yang mempertunjukkan kemampuannya mengolah suara di pelbagai jenis musik; dua album campuran rap - pop (Kujelang Hari (Sambutlah), 1994 dan Ini Album Gue, 1997), dua album pop (Awal Baru, 2000 dan Call Me Dena, 2010), dan 4 album dangdut (Matahari, Mae, ST, dan One Stop Dangdut, 2007).
Bakat seni putri pertama pasangan artis Emilia Contesa dan Rio Tambunan ini tidak hanya terbatas pada bidang tarik suara saja. Denada juga menguasai tari Jaipong dan Pencak Silat. Tari Jaipong adalah tarian tradisional dari Jawa Barat yang gerakan-gerakannya didasari oleh berbagai gerakan pencak silat. Keahlian Denada akan dua hal ini membuatnya kerap terlibat dalam pelbagai misi kultural Indonesia ke mancanegara.
Seakan mencoba membuktikan bakat multi talentanya, selain di dunia tarik suara dan tari Denada juga mencoba peruntungannya di layar kaca dengan membintangi beberapa sinetron, di antaranya “Hari-hari Mau”, “Nyari Bini”, “Rahasia Ilahi” dan “Cahaya Surga”, dan membintangi satu film televisi (FTV) berjudul “Aku Cinta Kamu”.
Selain menjalani kecintaannya di dunia seni, Denada pun terlibat dalam berbagai kegiatan sosial. Sekembalinya ke tanah air setelah menyelesaikan kuliahnya, Denada aktif mempromosikan diving dan terpilih menjadi duta wisata bahari untuk Berau, Kalimantan Timur pada tahun 2009. Didorong oleh kecintaannya membaca, Denada menggalang dukungan lebih dari 100 artis dan selebritis Indonesia untuk membuka 3 perpustakaan gratis di daerah Banyuwangi, tempat kelahiran ibunya, di tahun 2006. Kakak Rico Tambunan ini pun merupakan suporter Greenpeace, WWF dan Unicef.
Denada Tambunan melepas masa lajangnya pada tanggal 15 Februari 2012 dengan menikahi fotografer Jerry Aurum di Bali. Denada pernah menjadi model foto Jerry di album fotonya yang berjudul In My Room di tahun 2009.