Djenar Maesa Ayu adalah seorang penulis berbakat yang juga merambah dunia seni peran. Perempuan yang akrab disapa Nai ini mewarisi bakat seninya dari kedua orang tuanya, Sjuman Djaya, seorang sutradara film dan Tutie Kirana, aktris di era 1970-an.
Nai mengaku dulu ia tidak terlalu pandai menulis, tapi kemudian ketika Nai memulai kiprahnya di dunia kepenulisan, ia bertemu sejumlah sastrawan Indonesia yang dijadikan guru penulisnya, seperti Seno Gumira Ajidarma, Budi Darma, dan Sutardji Coulzum Bachri.
Karya pertama Nai adalah cerpen Lintah yang dimuat di harian Kompas (2002) yang memaparkan banyak fakta bertema feminisme. Nai adalah feminis tanpa jargon yang melawan ketabuan dengan tulisan. Karya tulisnya sering dianggap banyak kritikus sastra sebagai karya yang mengelaborasi tema seksualitas dan dunia perempuan. Seperti karya Nai yang berjudul Mereka Bilang, Saya Monyet! yang naik cetak untuk yang kedua kalinya setelah dua hari kumpulan cerpen ini diterbitkan, Jangan Main-main (dengan Kelaminmu) juga tak kalah fenomenalnya dan bahkan sempat mengundang kritik.
Hampir di setiap karyanya yang terbit selalu disertai kontroversi, menuai pujian maupun kritikan pedas. Namun ia tetap berani dalam mengekspresikan tulisannya. Ibu dua anak ini berpendapat bahwa setiap pembaca pasti membutuhkan diskusi tentang hal-hal yang selama ini selalu dianggap tabu.
Nai menikah dengan Ei Wijaya yang ia kenal sejak usianya 12 tahun. Namun mereka bercerai setelah 14 tahun menikah. Nai mengaku perceraiannya disebabkan karena perbedaan mendasar antara visi dan pandangan hidup yang sebenarnya telah ada sejak pertama kali mereka bertemu.