Lahir di Madiun, 2 Desember 1950, Djoko Suyanto adalah Panglima TNI pertama yang berasal dari kesatuan TNI-AU sepanjang sejarah Indonesia. Sebelum aktif di dunia politik, Djoko aktif di dunia militer hingga karirnya berada di puncak kemiliteran, ia kemudian diangkat menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia sejak tahun 2009 lalu.
Menjabat sebagai Menko Polhukam, Djoko tentunya aktif mengawasi perkembangan keamanan di Indonesia. Seperti kerusuhan dan misteri penembakan misterius yang belakangan sering terjadi di wilayah Indonesia, khususnya bagian Timur. Seperti akhir Mei lalu diberitakan tentang misteri penembakan dua orang warga asing di Pondok Wisata Port Numbery, Pantai Base G, Jayapura, Papua yang kini telah ditemukan pelakunya dengan identifikasi kendaraan yang telah diketahui.
Meski mengaku tidak tertarik dengan dunia politik, namun, dua partai besar sekelas Demokrat dan PKS bahkan sempat melirik Djoko sebagai capres yang akan diusung pada tahun 2014. Hal itu terkait pendapat Wakil Ketua DPP PKS, Zulkiefliansyah, yang menyatakan bahwa Djoko ahlii di bidang politik dan keamanan. Meski mulai dilirik, namun, saat itu ketika dikonfirmasi, Djoko bahkan bersikukuh menyatakan bahwa dirinya tidak tertarik dengan politik.
Tak hanya PKS, Djoko pun juga disebut-sebut kemungkinan kuat akan dicalonkan oleh Demokrat mengingat kinerja Djoko dinilai bagus selama ini. Selain itu, Djoko juga dikenal dekat dengan keluarga SBY lantaran ia adalah tim sukses SBY saat Pilpres tahun 2009 lalu. Namun, lagi-lagi ketika dikonfirmasi, lulusan AKABRI ini memilih tidak berkomentar.
Dalam dunia militer, nama Djoko banyak diperhitungkan. Karirnya pun menukik cepat selepasnya lulus dari AKABRI pada tahun 1973. Lepas dari AKABRI, Djoko mengikuti kursus di USAF Fighter Weapon Instructor School di Pangkalan Udara Nellis, Las Vegas, Nevada. Sejak itulah jabatan yang ia berturut-turut menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 14, Komandan Lanud Iswahyudi, Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional, Komandan Komando Pendidikan TNI-AU, Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Udara, dan kemudian Kepala Staf TNI-AU sebelum akhirnya menjadi Panglima TNI yang dilantik Presiden pada 13 Februari 2006 setelah melalui proses fit & proper test di DPR.