Edie Haryoto merupakan mantan Direktur Utama PT. Angkasa Pura II, salah satu perusahaan milik negara (BUMN). Beliau bergabung dengan perusahaan ini sejak tahun 2002. Perusahaan BUMN ini mengelola 10 unit bandara, antara lain Bandara Soekarno-Hatta, Halim Perdanakusuma, Hussein Sastranegara (Bandung), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Polonia (Medan), Bandara Kijang (Riau), dan sebagainya. Posisi Edie Haryoto sebagai Dirut PT AP II ini digantikan oleh Tri s. sunoko pada tahun 2010.
Edie menempuh pendidikan sarjana di Universitas Gajah Mada dan pascasarjana di Institut Teknologi Bandung. Ia juga pernah mengikuti pelatihan Indonesia Executive Program, Strategic Management Cause General Electric, Cottonville, USA pada tahun 1995.
Pada tahun 2008 PT. AP II di bawah kepemimpinan Edie Haryoto membangun bandara Kualanamu di Medan menjadi bandara pertama di Indonesia yang memiliki akses jalur kereta api dan City Check In Terminal. Di bandara tersebut dibangun terminal penumpang, kargo, bangunan nonterminal, dan sarana-sarana lain. Pembangunan ini dilakukan dengan harapan Bandara Kualanamu akan dapat bersaing dengan Singapura, Kuala Lumpur, dan Bangkok karena berada dalam jalur lalu lintas udara yang menghubungkan Benua Australia, Asia, dan Eropa.
Salah satu langkah lain yang dilakukan Edi Haryoto untuk meningkatkan pelayanan PT. Angkasa Pura adalah memberantas pungutan liar pada layanan taksi bandara pada tahun 2005. Untuk itu PT AP II mengambil alih pengelolaan taksi bandara tersebut. Mereka juga menerbitkan kartu identitas untuk pengemudi taksi dan complain card supaya pelayanan taksi lebih mudah dipantau.
Pada tahun 2010 PT. AP II melakukan renovasi, revitalisasi, dan restorasi Terminal 1C BAndara Soekarno Hatta menjadi terminal yang modern, ramah lingkungan, berbasis teknologi tinggi, dan menampung lebih banyak penumpang. Pada awalnya terminal tersebut mampu menampung 3 juta penumpang per tahun. Setelah renovasi Terminal 1C mampu menampung sekitar 4 juta penumpang per tahun.