Firman Soebagyo dikenal sebagai sorang aktivis yang juga merupakan kader Partai Golongan Karya. Kini dirinya dipercaya untuk menjadi wakil rakyat di DPR periode 2009-2014 melalui daerah pemilihan Jawa Tengah III. Oleh fraksinya, Firman dipercaya untuk menjadi Wakil Ketua Komisi IV DPR RI yang membidangi masalah Pertanian, Kelautan, Bulog dan Kehutanan.
Firman Soebagyo lahir di Pati, Jawa Tengah pada tanggal 2 April 1953. Firman dibesarkan dalam lingkungan keluarga petani di mana ayahnya selain bertani juga ditunjuk untuk menjadi kepala desa di kabupaten Pati sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa. Firman kecil tumbuh dan besar dalam lingkungan kultur Jawa yang cukup kental. Tradisi itu diwariskan secara turun temurun dari kedua orangtuanya, terutama sekali dari ayah.
Begitupun lingkungan pendidikan formalnya di masyarakat memberikan pengaruh yang tidak kecil bagi perkembangan kejiwaannya. Setelah tamat SMA, Firman kemudian melanjutkan studinya di Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Firman yang sebelumnya kental dengan identitas Jawa dari tempat tinggalnya di Jawa Tengah, perlahan mengalami perubahan. Firman mulai mengenal identitas yang sangat beragam dengan berbagai latar belakang. Selain itu, di sanalah Firman mulai mengenal dunia organisasi yang akan menuntunnya untuk terjun ke kancah politik.
Firman lantas bergabung dengan Partai Golkar. Dia terus berkarya di sana hingga akhirnya dia menjabat amanat pertamanya yakni sebagai Ketua Korwil II DPP Partai Golkar untuk Riau dan Kepri. Di bawah kepemimpinannya, kedua provinsi tersebut dalam Pilkada meraih kemenangan di atas 80% melampaui kemenangan kemenangan lain pilkada di seluruh Indonesia.
Firman yang kini sedang menyelesaikan pendidikan doktornya di Universitas Padjajaran ini ingin menjadikan partai politik sebagai kendaraan untuk memberdayakan kesejahteraan rakyat. UKM menjadi basis utama implementasi dari rasionalitas politik mantan anggota MPR RI periode 1997-2002 ini. Selaras dengan slogannya "Membangun Indonesia dari Desa" tidak lain bertujuan untuk memberdayakan masyarakat pedesaan yang pada umumnya petani, nelayan dan berorientasi pada UKM. Bersamaan dengan misinya ini, Firman kemudian dipercaya menjadi Vice President Direktur Lembaga Pusat Pengembangan UKM, kerjasama Kadin Indonesia, BRI dan PT. Telkom.
Firman sendiri oleh teman-temannya dikenal sebagai sosok politisi santun yang selalu mengedepankan rasional dalam berpolitik. Artinya setiap keputusan dalam politik, harus terlebih dahulu melalui pertimbangan yang matang. Logika politik baginya tidak cukup like or dislike. Ia harus melampaui itu. Melampaui sentimen-sentimen parakial dan komunal, bahkan melampaui kepentingan-kepentingan pragmatis.