Harris Riadi adalah seniman batik asal Pekalongan, Jawa Tengah yang telah memberikan warna baru pada dunia perbatikan di Indonesia. Tidak hanya dari sisi pewarnaan yang menggunakan bahan-bahan alami seperti jamu, bunga, kayu, rempah-rempah, Harris Riadi bahkan pernah bereksperimen memakai kotoran sapi sebagai salah satu pewarna di kain batiknya.
Selain itu, pada tahun 2007 lalu, Harris Riadi mengadakan pembaharuan di dunia perbatikan dengan menggunakan limbah kantong semen sebagai kertas batik. Menurutnya kertas batik berbahan kantong semen tersebut cukup kuat untuk di jadikan berbagai aksesoris rumah tangga seperti gorden, sarung bantal, tas, sandal, dan banyak lagi yang lainnya.
Tidak hanya bereksperimen menggunakan limbah kantong semen menjadi kertas batik, Harris Riadi juga membuat beberapa desain unik yang membuat batiknya berbeda dari seniman batik lainnya. Desainnya yang cukup terkenal belakangan ini adalah batik bermotif bola yang muncul saat Indonesia tengah dilanda demam Piala Dunia. Contoh lainnya adalah batik dengan motif kodok bercinta yang cocok untuk dikenakan dalam suasana Valentine bersama pasangan.
Meskipun Harris Riadi tidak menamatkan pendidikannya di Akademi Seni Rupa Indonesia, berbagai terobosan yang dibuatnya membuahkan berbagai penghargaan. Salah satu contohnya adalah Penghargaan Dewan Kesenian Jakarta atas Peran Serta dalam Pameran Lukisan Biennale VI pada tahun 1985. Tidak hanya itu, suami dari Siti Masithoh ini juga mendapatkan penghargaan lain seperti Juara II Lomba Desain batik Tingkat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2001, juara Lomba Desain Batik Dekranasda Jateng 2003.
Lebih jauh lagi, karyanya yang diberi judul Pesona Bunga dari Kota Batik juga telah mendapatkan penghargaan Khusus Wastra Waditra Nusantara pada Lomba Desain Batik, tahun 2007. Karyanya itu telah mengalahkan sekitar 600 pesaing.