Di masa kepemimpinannya, Bursa Efek Jakarta mengalami perkembangan yang cukup pesat. Terlahir 197 perusahaan baru dengan metode komputerisasi yang membuat BEJ setara dengan bursa efek kenamaan Asia.
Hasan Zein Mahmud adalah dalang atas berkembangnya kemajuan yang ada di pasar modal Indonesia tahun 1992. Perkembangan yang pesat membuat Indonesia menjadi jujukan para penanam modal untuk bergabung dengan PT. BEJ. Bagi ayah tiga anak ini memimpin PT. BEJ bukanlah perkara yang sulit mengingat pengalamannya berkecimpung di dunia pasar modal telah terasah sejak ia bekerja di departemen keuangan, tepatnya di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).
Di masa itu, lulusan fakultas ekonomi Universitas Islam Indonesia Jogjakarta ini memusatkan perhatiannya pada aspek hukum dan penyempurnaan teknis di samping mempersiapkan kampanye nasional akan pentingnya penanaman modal atau investasi bagi kelangsungan hidup mendatang. Selama ini masyarakat hanya tahu sistem investasi berupa deposito di bank, jadi jika ada kampanye saham hal itu tentunya akan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Selain menjabat sebagai dirut PT. BEJ, Hasan juga aktif mengajar di berbagai universitas di samping menjadi kolomnis di harian tempo pada tahun 90-an.
Sebagai seorang yang teguh pendirian, sudah menjadi resiko bagi Hasan jika sewaktu-waktu ia digulingkan dari jabatannya. Terbukti pada tahun 1996, Hasan 'diturunkan' dari jabatannya dengan berbagai kepentingan para pembesar. Jabatannya tersebut kemudian digantikan oleh Cyril Noerhadi yang merupakan direktur PT Kliring Deposit Efek Indonesia dan konsultan Menteri Keuangan.
Selain itu dia mengikuti seleksi calon dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dia berhasil lolos hingga tahapan ketiga seleksi, namun baru-baru ini Hasan dinyatakan tidak lolos dalam tahap yang keempat.