Peggi Patricia Pattipi adalah satu-satunya anak Papua dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) yang berhasil duduk di kursi wakil rakyat DPR-RI. Latar belakang politik yang cukup kuat diturunkan dari sang ayah yang merupakan mantan Gubernur Papua, Jacob Pattipi, dan suaminya yang merupakan seorang Wakil Bupati Mimika, Abdul Mu'is. Perempuan yang akrab disapa Peggi ini bahkan telah menjabat sebagai anggota DPR selama dua periode berturut-turut dalam kabinet Indonesia Bersatu. Memiliki koneksi elit politik yang cukup luas membuat lulusan STIM-LPMI Makassar ini bisa dikatakan cukup mudah melenggang ke Senayan.
Menjabat sebagai anggota Komisi IV yang membawahi bidang Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, dan Pangan setelah sebelumnya di Komisi III, beberapa waktu lalu Peggi turut bertanggungjawab atas pengadaan mega proyek MIFEE (Merauke Integrated Food and Energi State) di mana setelah pembahasan yang cukup panjang hingga menghabiskan waktu tiga tahun namun pengadaan proyek ini masih alot dirasa. Tercetusnya ide pengembangan pangan dan energi ini semula berawal dari perkiraan kasar di mana nantinya hasil dari proyek ini mampu menghasilkan tambahan cadangan pangan di Indonesia. Dalam mega proyek ini tercatat 46 perusahaan yang telah berminat dan bergabung, salah satunya adalah Medco Grup di mana telah memiliki lahan seluas 378.619 ha.
Alotnya koordinasi dan komunikasi yang terjadi antara pemerintah dan DPR, maupun pemerintah dan masyarakat Merauke dalam mega proyek ini menimbulkan permasalahan tersendiri di mana dimungkinkan akan terjadi transformasi bentuk sistem pertanian Orang Papua Asli (OPA) yang semula berupa sistem pertanian sederhana dan dihasilkan untuk kebutuhan pangan sendiri akan diubah menjadi sistem pertanian modern yang nantinya bertujuan untuk memenuhi komoditi ekspor. Dalam hal ini, Peggi yang merupakan OPA bersama anak Papua lain, Robert Joppi Kardinal, mengambil jalan tengah untuk berdiskusi dengan Bupate Merauke, masyarakat adat, LSM setempat, serta Koordinator KOMALI mengenai kerumitan yang terjadi di mega proyek ini.
Sebelumnya, Peggi dan beberapa srikandi lain merupakan harapan DPR agar bisa lebih vokal dalam menyampaikan aspirasi rakyat yang mewakili dari suara perempuan.