Syukri Ramzan,atau biasa dipanggil dengan panggilan Syukri, lahir dan besar di Bengkulu dengan latar belakang keluarga pemusik. Sejak kecil Syukri sudah menekuni dunia seni tari, musik dan teater.
Waktu kecil Syukri mengenal alat musik yang namanya dol. Alat musik itu sangat unik di mata Syukri, karena dol dianggap keramat oleh masyarakat Bengkulu dan tidak sembarang orang diperbolehkan menggunakan alat musik itu. Beruntung Syukri kecil mempunyai kesempatan untuk menabuh alat musik keramat itu walau cuma sebentar.
Banyak alat musik yang dikenal dan dimainkan Syukri, tapi hanya alat musik dol yang menurut Syukri paling berkesan hingga Syukri beranjak dewasa. Semakin dewasa, semakin kuat gejolak Syukri untuk membuat alat musik tersebut lebih populer diluar Bengkulu. Sejak dahulu dol hanya digunakan untuk upacara Tabot setiap tahun pada 1 - 10 Muharram di Bengkulu. Beruntung juga tekad Syukri untuk mempopulerkan alat musik dol di mata dunia bisa diterima walau tanpa harus ijin para tetua.
Saat ini musik dol sudah menjadi salah satu kekayaan musik etnik Indonesia, ditambah dengan ide-ide Syukri dalam mengolaborasikan alat musik dol dengan alat musik lainnya seperti mandolin, gitar listrik, gambus, keyboard, jimbe, kameo, akordeon, biola, gitar bas dan gamelan Jawa hingga menjadikan alat musik dol lebih berwarna dan lebih etnik. Dengan kesenian tersebut, Syukri sudah tampil di berbagai kota besar di Indonesia, bahkan pernah tampil di Malaysia, Singapura, Australia dan Uni Emirat Arab, pernah juga tampil dalam SIEM 2010 di Solo Jawa Tengah.
Dari kepiawaian Syukri dan rombongannya, ayah 2 anak ini memperoleh sejumlah penghargaan seperti The Best Performance Festival Musik Etnis Hitam Putih pada tahun 2007, The Best Performance Solo International Ethnic Music ( SIEM ) pada taun 2007 dan Penyaji Terbaik Festival Musik Nusantara pada tahun 2006.