Tjipta Lesmana merupakan pakar komunikasi dan pengamat politik Indonesia yang juga berprofesi sebagai dosen dan kolumnis. Ia dikenal sebagai sosok yang tegas dan keras dalam bersikap. Ketegasan yang dimilikinya menjadi salah satu faktor dipilihnya ia sebagai Ketua Komite Banding Pemilihan Ketua Umum PSSI 2011. Pada saat itu, ia mengeluarkan putusan yang menyatakan penolakan banding George Toisutta dan Arifin Panigoro, calon ketua dan wakil ketua umum PSSI yang ditolak oleh FIFA. Putusan ini sempat diprotes oleh kelompok pendukung Toisutta-Panigoro yang menamakan diri mereka sebagai kelompok 78.
Tjipta memulai pendidikannya di Perguruan Tinggi Publisistik yang sekarang dikenal dengan nama IISIP Jakarta di tahun 1974. Ia kemudian mengambil jurusan hukum di Universitas Katolik Atma Jaya pada tahun berikutnya. Pada pertengahan tahun 1976, ia mendapat beasiswa dari pemerintah Amerika untuk kuliah di University of Chicago. Setelah memperoleh gelar magister bidang studi komunikasi dari universitas tersebut, ia kembali ke Indonesia.
Ia lalu melanjutkan pendidikannya di Universitas Indonesia dan berhasil lulus dengan menyandang gelar doktor di bidang komunikasi. Tjipta pernah mengatakan bahwa menjadi pakar komunikasi politik sudah menjadi rencananya sejak awal. Keputusannya tersebut banyak dipengaruhi oleh anjuran jurnalis senior Rosihan Anwar bahwa setiap orang harus memiliki satu keahlian tertentu yang didalami, namun harus tetap bisa menguasai sebanyak mungkin kemampuan. Istilahnya adalah tak hanya menjadi seorang spesialis, namun juga generalis.
Selain menjadi kolumnis di beberapa harian nasional, pria kelahiran Jakarta, 25 Juni 1949 ini juga menulis beberapa buku. Salah satu bukunya yang cukup populer adalah Dari Soekarno Hingga SBY. Dalam buku tersebut, Tjipta mengungkap sisi lain dari berbagai peristiwa penting di tanah air.