Wabah Campak Tewaskan 142 Anak di Afghanistan

By Nad

nusakini.com - Internasional - Kampanye vaksinasi campak selama seminggu sedang berlangsung di Afghanistan di mana Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan penyakit virus yang sangat menular itu telah menewaskan 142 anak dan menginfeksi 18.000 sejak awal tahun.

“Kampanye imunisasi campak ini merupakan bagian dari tindakan respon nasional untuk menghentikan penyebaran wabah, menyelamatkan nyawa anak-anak dan mengurangi beban sistem kesehatan,” pernyataan WHO mengutip perwakilannya di Afghanistan, Luo Dapeng, mengatakan pada Senin (14/3).

Kampanye yang didanai WHO, dimulai Sabtu (12/3), mendukung otoritas kesehatan Taliban secara de facto dalam pengelolaan vaksinasi.

Ribuan petugas kesehatan telah ditugaskan untuk menginokulasi lebih dari 1,2 juta anak balita terhadap penyakit ini di 49 distrik Afghanistan di 24 provinsi.

Afghanistan telah mengalami kebangkitan campak sejak Januari 2021. Pihak berwenang sejak itu melaporkan 48.366 infeksi dan 250 kematian akibat penyakit virus tersebut.

Rendahnya cakupan imunisasi campak rutin sebesar 66% dan interval yang lebih lama sejak kampanye lanjutan campak pada tahun 2018 mengakibatkan akumulasi tingginya jumlah balita yang tidak diimunisasi campak, kata WHO.

Dapeng mengimbau orang tua untuk membawa anak-anak mereka untuk vaksinasi terhadap penyakit yang mengancam jiwa tetapi dapat dicegah, mendesak semua orang di negara yang dilanda perang untuk memastikan keselamatan petugas kesehatan Afghanistan.

Bulan lalu, delapan vaksinator polio, termasuk empat wanita, ditembak mati selama kampanye vaksinasi dari pintu ke pintu terhadap penyakit yang melumpuhkan di dua provinsi Afghanistan utara.

“Meningkatnya kasus campak di Afghanistan sangat memprihatinkan karena tingkat kekurangan gizi yang sangat tinggi,” kata Dapeng.

Darurat kesehatan terjadi ketika para pejabat di PBB mengatakan konflik selama beberapa dekade, kekeringan yang menghancurkan, ekonomi yang runtuh dan dampak sanksi internasional terhadap penguasa Taliban menyebabkan "kerusakan yang tidak dapat diperbaiki" pada anak-anak Afghanistan.

PBB memperkirakan bahwa sekitar 23 juta orang, lebih dari setengah populasi Afghanistan, membutuhkan bantuan kemanusiaan. Dikatakan satu dari tiga orang menghadapi kelaparan akut dan dua juta anak kekurangan gizi. (voa/dd)